Penghujung tahun

Hujan baru saja reda. Setelah beberapa saat mengguyur dengan derasnya. Jalanan menuju rumah saya nampak becek. Di beberapa tempat malah membentuk kubangan lumpur. Maklum saja jalanan kampung. Tak ada perkerasan batu apalagi di aspal. Hanya terbentuk dari rintisan orang2 lewat. Segera saya copot sepatu dan lintingkan celana hungga sebatas lutut. Sebuah upaya untuk menghindari kotoran lumpur dan juga terpeleset jatuh.

Hindari Prasangka Buruk

Bos saya, pagi ini nampak uring-uringan. Tidak seperti biasanya- pembawaannya kalem dan tenang-wajahnya nampak ditekuk dan sedikit angker. Ketika melintas di depan kami tadi, tidak terucap satu katapun. Padahal kami telah memberinya salam. Pintu ruangannya pun terdengar di banting. Kami pun bertanya-tanya ada,ya? Tak lama berselang, salah seorang teman saya dipanggil ke dalam ruangannya. Samar-samar terdengar suara keras-suara bos saya-sepertinya sedang memarahi. Kami saling memandang,harap-harap cemas. Mungkin, berikutnya giliran saya. Untuk menenangkan hati, saya mengambil segelas air putih dari depenser. Konon, meminum segelas air putih akan meredakan saraf2 yang tegang. Selain itu air putih ditenggarai banyak sekali manfaatnya bagi tubuh. Seperti melancarkan pencernaan, menyehatkan ginjal, menjaga kulit tetap segar. Teman saya sudah keluar dari ruangan bos. Seulas senyum menghiasi wajahnya. Lho, kok? Dimarah-marahi malah senyum-senyum begitu.Hmm, ada apa ya? Lalu saya dan teman-teman yang lainnya menghampiri mejanya. Mencari tahu yang terjadi di dalam ruangan bos tadi. Ternyata teman saya itu dikasih bonus sama bos. Dan suara keras bos yang tadi terdengar sedang bicara lewat telepon dengan seseorang. Jadi, kami telah berprasangka buruk kepada bos. Makanya, hindari prasangka buruk terhadap seseorang!

BBM turun Rakyat tetap manyun

Tanggal 15 januari ini, pemerintah menurunkan kembali harga BBM. Ini kali yang ketiga- seiring turunnya harga minyak dunia- pemerintah melakukannya. Rakyat pun menyambutnya biasa-biasa saja. Tidak seperti pada saat harga BBM dinaikkan . Gelombang demo pun bermunculan di berbagai daerah. Rakyat dengan serempak turun ke jalanan. Sedang saat harga BBM turun seperti sekarang ini, rakyat menyambutnya adem ayem. Malah terkesan rakyat cuma bisa manyun. Tentu saja, karena ongkos angkutan tidak ikut turun. Pihak ORGANDA pun seolah ragu , karena adanya tarik ulur dengan pengusaha angkutan. Pemerintah pun-mengenai ongkos angkutan- seolah kehilangan taji- tidak bisa berbuat banyak. Banyak alasan mengapa pengusaha tidak atau belum mau menurunkan nya seperti yang diusulkan ORGANDA. Tingginya harga suku cadang dan perawatan kendaraan dikarenakan tingginya nilai dolar terhadap rupiah. Kalau sudah begitu siapa yang terkena imbasnya? Tentu saja RAKYAT. Dan mereka cuma bisa manyun.