Penghujung tahun
Hujan baru saja reda. Setelah beberapa saat mengguyur dengan derasnya. Jalanan menuju rumah saya nampak becek. Di beberapa tempat malah membentuk kubangan lumpur. Maklum saja jalanan kampung. Tak ada perkerasan batu apalagi di aspal. Hanya terbentuk dari rintisan orang2 lewat.
Segera saya copot sepatu dan lintingkan celana hungga sebatas lutut. Sebuah upaya untuk menghindari kotoran lumpur dan juga terpeleset jatuh.
Hindari Prasangka Buruk

BBM turun Rakyat tetap manyun
Tanggal 15 januari ini, pemerintah menurunkan kembali harga BBM. Ini kali yang ketiga- seiring turunnya harga minyak dunia- pemerintah melakukannya. Rakyat pun menyambutnya biasa-biasa saja. Tidak seperti pada saat harga BBM dinaikkan . Gelombang demo pun bermunculan di berbagai daerah. Rakyat dengan serempak turun ke jalanan. Sedang saat harga BBM turun seperti sekarang ini, rakyat menyambutnya adem ayem. Malah terkesan rakyat cuma bisa manyun.
Tentu saja, karena ongkos angkutan tidak ikut turun. Pihak ORGANDA pun seolah ragu , karena adanya tarik ulur dengan pengusaha angkutan. Pemerintah pun-mengenai ongkos angkutan- seolah kehilangan taji- tidak bisa berbuat banyak. Banyak alasan mengapa pengusaha tidak atau belum mau menurunkan nya seperti yang diusulkan ORGANDA. Tingginya harga suku cadang dan perawatan kendaraan dikarenakan tingginya nilai dolar terhadap rupiah.
Kalau sudah begitu siapa yang terkena imbasnya? Tentu saja RAKYAT. Dan mereka cuma bisa manyun.
Langganan:
Postingan (Atom)
About Me

- budimumpuni
- Setiap manusia mempunyai mimpi. Raihlah mimpi itu dengan kerja keras
Text
Diberdayakan oleh Blogger.
Pengikut
Arsip Blog
Mengenai Saya

- budimumpuni
- Bintaro, Jakarta, Indonesia
- Setiap manusia mempunyai mimpi. Raihlah mimpi itu dengan kerja keras